Pengertian dan Jenis Pengitungan Produksi – Proses produksi merupakan kegiatan operasional utama dari industri atau perusahaan manufaktur. Perusahaan akan memperhitungkan adanya biaya produksi saat mulai dilakukan proses pengolahan dari bahan baku menjadi barang siap pakai atau setengah jadi.
Perhitungan biaya produksi terbilang cukup kompleks karena banyak sekali jenis komponen pengeluaran dalam perusahaan manufaktur. Karena itulah, pemahaman lebih jauh terkaitnya cukup penting. Berikut ulasan terkait biaya produksi tersebut mulai dari pengertian, contoh, cara menghitung, dan unsurnya.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.
Akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi. Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Production cost akan dibebankan kepada perusahaan hingga proses pengolahan menghasilkan barang yang siap dijual di pasaran. Nantinya, biaya tersebut akan diperhitungkan untuk per unit produknya, sehingga memudahkan penghitungan dan pengambilan angka keuntungan.
Biaya ini nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga pokok barang jadi saat akhir periode akuntansi. Keseluruhan pengorbanan ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan baku hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan disebut biaya produksi.
Pengeluaran perusahaan berupa biaya produksi juga diartikan sebagai pengeluaran yang pasti dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap pasti akan dikeluarkan selama kegiatan produksi barang masih terus berlangsung.
Karakteristik biaya produksi mempunyai perbedaan jika dibandingkan dengan pengeluaran operasional. Biaya operasional biasa dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem manajerial perusahaan, sementara pengeluaran produksi untuk mengelola barang siap jual.
Seperti salah satu contohnya adalah ketika kamu membangun sebuah bangunan yang memerlukan penghitungan yang tepat agar dapat melakukannya dengan tepat dan cepat. Buku berjudul Buku Pintar Menghitung Biaya Bangunan oleh Rio Manullang dapat membantu Grameds memahami hal tersebut.
Jenis-jenis Biaya Produksi
Penggolongan biaya produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan agar bisa mengetahui jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang. Sebuah perusahaan perlu menggolongkan biaya produksi agar memudahkan perhitungan harga pokok nantinya.
Pengklasifikasian biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laporan keuangan perusahaan. Perusahan harus bisa memahami dengan benar apa saja jenis biaya produksi, sehingga bisa memperhitungkannya secara tepat.
Pada umumnya, ada 5 jenis biaya produksi yang dikenal untuk mengakumulasikan pengeluaran saat pengelolaan barang. Simak ulasan terkait apa saja jenis-jenis biaya produksi yang ada di perusahaan manufaktur dalam rincian sebagai berikut.
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami perubahan, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis biaya yang satu ini mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat.
Unsur biaya tetap mempunyai jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap proses produksinya. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga bisa meningkatkan output.
Perusahan bisa merencanakan anggaran untuk biaya tetap tersebut karena sifatnya yang sudah pasti, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi penambahan atau pengurangan. Biaya produksi tetap ini biasanya akan dikeluarkan selama proses produksi masih tetap berjalan.
Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayarkan perusahaan dengan jumlah yang sama, meskipun volume produksinya berubah adalah biaya sewa pabrik. Perusahaan diharuskan membayar biaya tersebut secara rutin sesuai dengan harga yang sudah disepakati.
Bentuk lainnya dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji bulanan karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang juga bersifat tetap adalah biaya gaji untuk satpam pabrik yang menggunakan sistem pembayaran bulanan.
Biaya Variabel (Variabel Cost)
Jenis pengeluaran produksi perusahaan berikutnya adalah biaya variabel yang besarnya bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya variabel juga akan mengalami peningkatan.
Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses produksi adalah pembelian bahan baku.
Pengeluaran untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target output selama proses produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan selama proses produksi tersebut mengalami perubahan.
Saat proses produksi terhenti, berarti biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur adalah nol. Variable cost merupakan komponen biaya produksi yang penting untuk menentukan harga barang saat pemasaran berlangsung, dalam hitungan per unit.
Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya.
Biaya produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini. Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil keputusan produksi.
Dari hasil perbandingan, akan dapat diperoleh informasi mengenai biaya manakah yang lebih tinggi antara fixed dan variable cost. Hal ini bisa dijadikan sebagai patokan perusahaan untuk menentukan laba yang ideal.
Biaya Marginal
Biaya marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan menambahkan biaya marginal.
Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan menambahkan variabel cost pada saat proses produksi. Perusahaan juga bisa mengaitkan fixed cost dengan biaya marginal saat akan memproduksi output tambahan.
Fungsi dari biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan kegiatan operasional secara menyeluruh. Hal ini akan membuat perusahaan bisa mencapai nilai keuntungan maksimal produk secara lebih efisien.
Marginal cost baru bisa dihitung setelah biaya tetap dan variabel sudah diketahui oleh perusahaan. Perhitungan marginal cost dilakukan dengan cara membagi peningkatan biaya dan perubahan kuantitas target produksi.
Biaya Total
Jenis pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari penggabungan variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi.
Biaya total ini baru bisa diperhitungkan ketika perusahaan sudah memiliki output berupa barang jadi yang siap untuk dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap periode produksi terselesaikan agar bisa segera dilaporkan.
Total cost ini bersifat menyeluruh karena mencakup segala pengeluaran perusahaan selama proses produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran harus ikut diperhitungkan dalam total cost ini.
Dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan terdapat konsep serta metode akutansi biaya yang dapat dilakukan. Buku Akuntansi Biaya Edisi ke-2 oleh Firdaus A. Dunia dan Wasilah Abdullah dapat membantu Grameds dalam memahami akutansi biaya.